Ngomong-ngomong saya pernah juga menjadi seorang santri di sebuah pondok pesantren kecil di daerah Korea Selatan. Maksud saya KROYA.....Kroya kabupaten Cilacap. Kroya kan letaknya di pesisir wilayah selatan dari pulau Jawa. Jadi bisa saya bilang KOREA SELATAN. Tapi saya lupa nama pondoknya.
Di pondok pesantren itu hanya ada beberapa santri tulen yang belajar ilmu agama islam. Maksudnya santri yang benar-benar hanya menimba ilmu agama, tidak sambil sekolah. Karena disamping pondok pesantren disitu juga terdapat yayasan yang mengelola sekolah SMP. Kalau murid SMP-nya lumayan banyak juga. Saya lupa juga apa nama sekolahnya itu.
Ada sekitar 20 santri yang tekun mendalami ilmu agama. Yang mereka pelajari adalah Kitab Kuning. Kitab kuning itu isinya pelajaran agama islam dengan menggunakan bahasa arab yang disusun oleh Ulama jaman dahulu. Dari 20 orang santri itu, sebagian dari mereka nyambi 'mencari uang' untuk kebutuhan harian mereka. Ada yang berdagang jualan buku, tasbih, kopyah dengan cara berjualan keliling dari satu kampung ke kampung lainya. Ada juga yang sambilan menjadi pedagang asongan. Ada yang bekerja jadi pramuniaga toko. Khusus yang di toko ini santri mendapat kemurahan hanya bekerja setengah hari, karena yang setengah hari waktu digunakan mengaji. Dan beberapa jenis pekerjaan lainya yang menjadi sambilan para santri. Adapun beberapa santri lainya mendapat kiriman uang dari orang tua mereka.
Saya sendiri waktu itu sambilanya adalah menjadi semacam pembantu rumah tangga. Namun kerjanya hanya di pagi dan sore hari saja. Pagi hari bersih bersih rumah dan cuci pakaian. Saya mengerjakanya dari jam 6 sampai dengan jam 9 pagi. Sore harinya hanya cuci piring dan nutup-nutup jendela saja. Saya tidak dibayar tapi hanya diberi makan. Hanya sekali waktu yan punya rumah memberi uang saku untuk kebutuhan beli sabun, jajanan dll. Saya cukup betah, sampai kata Pak Kyai waktu itu, badan saya bertambah gemuk dan bersih dari pada ketika pertama kali datang dulu. Hanya sayangnya, dalam waktu satu bulan saya belum diperkenankan ikut dalam acara ngaji karena alasanya pelajaran awal belum dimulai. Sementara yang sedang berjalan materinya adalah untuk kelas atau tingkatan yang sudah tinggi. Saya sebagai santri yang taat nurut saja sama Pak Kyai.
'Ndilalahnya' (Ternyata) ibu saya di rumah sedang merintis usaha baru yang membutuhkan bantuan saya. Sehingga dengan terpaksa (sedikit senang juga) saya pamit sama Pak Kyai untuk pulang. Singkat kata saya pulang kerumah membantu ibu dan bapak saya menekuni pekerjaan barunya.
Bisnis Online belum ada
Waktu itu sekitar tahun 1988. Air mataku mengalir karena Bapak-ku mengalami masa-masa 'kebangkrutan' yang mengakibatkan saya tidak bisa meneruskan ke Madrasah Aliyah (setingkat SMA). Karena internet belum ada otomatis Bisnis Online juga belum ada. Mungkin Internet sudah ada tapi barangkali hanya orang tertentu saja yang masih ngerti. Sepulang dari pondok pesantren aku ikut membantu pekerjaan ibu dan bapak yang dalam hati sebenarnya tidak cocok dengan keinginan saya. Tapi saya tetap bantu mibu dan bapak saya.
Sekarang ada yang namanya bisnis internet yang operasionalnya sangat bisa di tinggalkan. Artinya bisnis online itu kerjanya cukup beberapa jam saja. Bahkan kalau sudah terbiasa, cukup hanya beberapa menit sekedar untuk mengecek perkembangan. Sehingga sangat cocok untuk santri yang sedang menuntut ilmu di pondok pesantren. Tapi walau bagaimanapun, bisnis online itu juga sama dengan bisnis pada umumnya. Butuh ketekunan juga untuk menrintisnya. Kalau memang beruntung, 6 bulan saja sudah memulai mendapatkan hasil (uang) walaupun hanya sedikit.
Di pondok pesantren yang mengaji kitab kuning biasanya para santri menuntut ilmu dalam kurun waktu yang cukup lama. Kisaran waktunya antara 5 sampai 15 tahun. Atau sesuka hati para santri kapanpun ingin 'turun gunung' dari pondok pesantren. Nah dalam kurun waktu selama itu, tidak ada salahnya kan, santri belajar bisnis online (usaha online) siapa tahu takdir jalan rejeki dari belajae bisnis online.
Waktu saya di pondok pesantren dulu sama sekali tidak dengar apa itu BISNIS ONLINE. Mungkin jika waktu itu saya mendengat bisnis online, saya segera mempelajarinya. Dan jika ternyata Sang Maha Pemberi Rejeki memberi keberhasilan bisnis online, saya tidak perlu pulang dari pondok pesantren. Ada kemungkinan juga dengan hasil belajar bisnis online itu saya bisa bantu ekonomi ibu dan bapak saya. Mereka tidak perlu merintis usaha baru yang kotor itu. Atau hasil dari bisnis online itu bisa untuk memenuhi modal ibu dan bapak saya. Tapi saya percaya semua sudah kehendak Sang Pencipta Alam. Saya tetap bersyukur walaupun baru bisa belajar bisnis online sekarang.
BISNIS ONLINE / INTERNET MARKETING SYARIAH
Untuk para santri yang ingin belajar bisnis online, silahkan diklik tulisan warna biru diatas. Sebagian ilmu bisnis online juga saya dapatkan dari sana. Selamat belajar bisnis online semoga para santri bisa memahami dan mempraktekanya.....