Dan nyatanya berkat usaha yang keras dan doa yang berkesinambungan, Tuhan berkenan menitipkan harta benda yang "Spektakuler" kepada Pak Imang.
" Pencapaian saya ini adalah luar biasa dan spektakuler, Lha wong cuma TKI saja kok bisa membeli hotel di Arab, menurut akal kan ora mungkin.... makanya saya bilang ini adalah spektakuler.."
DI BALIK SUKSESNYA PAK IMANG MEMBELI HOTEL DI NEGARA ARAB
" Sebenarnya, bukan saya yang membeli hotel ini. Tapi teman-teman TKI di wilayah Arab ini. Saya hanya sekedar menyampaikan ide kepada teman-teman TKI " Terang Pak Imang.
Ternyata menurut Pak Imang, keberhasilan membeli hotel itu adalah keberhasilan bersama para TKI di Arab. Para TKI di Arab begitu di sodori ide oleh Pak Imang sangat antusias sekali. Walaupun ada beberapa TKI yang menolak dan pesimis. Tapi berhubung melihat banyak teman-teman TKI yang semangat ,TKI yang 'loyo' jadi ikut bersemangat. Akhirnya para TKI beramai-ramai menyisihkan gaji mereka selama bebarapa bulan. Dan dengan tak kenal lelah Pak Imang di bantu oleh beberapa orang rekan TKI dan non TKI berhasil membeli sebuah Hotel di Negeri Arab.
Andai Ada dan Lebih Banyak orangTKI seperti Pak Imang
" Saya pikir dengan memiliki hotel ini, saya bisa berbuat banyak untuk Indonesia. Misalnya menampung TKI, menolong TKI, mangajak ibu, bapak dan semua orang yang di cintai untuk bisa berlama-lama di Arab yang sebagai tempat asal mula agama Islam lahir. Dengan kemampuan membeli hotel ini, TKI tidak lagi di pandang sebelah mata, yang sering diperlakukan seperti budak oleh para majikan. Pembelian hotel oleh saya mantan TKI, bisa membanggakan Masyarakat Indonesia dan membuka mata dunia, bahwa Anak Indonesia juga punya kemampuan yang patut di perhitungkan. Juga bisa menginspirsai para TKI-TKI kita di seluruh dunia. Dan banyak cita-cita saya di Negeri Arab ini"
Coba saja, jika semua TKI yang ada di Dunia bisa menyatukan niatnya seperti Pak Imang. Indonesia bukan lagi negara pengeekspor 'pembantu'. Tetapi sebaliknya, Indonesia akan menjadi pengimpor pembantu dari seluruh dunia.
Mungkin kita bisa mencontoh orang-orang China. Dimana mereka berada, disitulah mereka bernafas dengan Toko-tokonya. Bahkan lama-kelamaan seakan-akan keadaan menjadi 'tidak rame' jika tidak ada orang China.
Mudahan-mudahan saja untuk Indonesia, Tuhan berkenan menciptakan Pak Imang yang sebenarnya.